qodsna.ir qodsna.ir

Bupati HM Wardan Buka Diskusi Panel Pencegahan Radikalisme dan Terorisme

Bupati Indragiri Hilir, HM. Wardan membuka acara diskusi panel Pencegahan Radikalisme dan Terorisme yang diselenggarakan di Gedung Engku Kelana Tembilahan, Indragiri Hilir Riau pada Kamis (19/7).

Acara tersebut diadakan dalam rangka memperingati Hari Bhakti Adhyaksa Ke-58 dan Ikatan Adhyaksa Dharmakarini Ke-18.

 

Bupati HM.Wardan dalam sambutannya mengucapkan selamat hari Bhakti Adhyaksa Ke-58 dan Ikatan Adhyaksa Dharmakarini Ke-18. Wardan juga berharap dengan kehadiran Nasir Abbas (Mantan Ketua mantik Wilayah 3 Asia tenggara organisasi Jamaah Islamiyyah/JI ) seorang yang sudah malang melintang di dunia teroris dapat memberikan pencerahan yang berharga dalam upaya pencegahan radikalisme dan terorisme di tanah air.

 

Sementara Nasir Abbas menceritakan bahwa dirinya pertama kali masuk organisasi radikal tersebut pada usia 16 tahun. Dan pada umur 18 tahun ia dikirim ke Afganistan oleh Negara Islam Indonesia (NII). Disana beliau masuk di akademi militer Mujahidin Afghanista angkatan ke-5.

 

Nasir Abbas yang juga merupakan guru Imam Samudra itu mengatakan bahwa letak geografis Indragiri Hilir (Inhil) yang berbatasan dengan negara tetangga rawan menjadi tempat transit para teroris. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah daerah Inhil agar lebih waspada dan tanggap terhadap aksi-aksi yang mencurigakan di daerahnya.

 

Pada kesempatan itu, Abbas menegaskan bahwa Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Tak satupun sila yang ada di dalamnya bertentangan dengan Alquran. ‘’Jadi kalau ada yang menanyakan mana tinggi Alquran dengan Pancasila, itu pertanyaanya yang salah. Alquran tak bisa dibandingkan dengan Pancasila, karena konteksnya berbeda,” ucapnya.

 

Sebagai mantan seorang teroris, dia mengajak seluruh peserta yang hadir untuk mengamalkan Pancasila demi mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Dia mengakui bahwa pemahaman teroris cukup sempit baik terhadap Pancasila maupun Alquran. ‘’Membunuh lawan dimanapun berada dibenarkan Alquran. Tapi dalam medan perperangan, tidak mereka yang ada di pantai ataupun di hotel saat sedang sarapan,” tegasnya.