Saturday 10 May 2025 
qodsna.ir qodsna.ir

Memo Veteran Intelijen AS untuk Trump Soal Iran

Israel, sebagai musuh regional terbesar Iran, secara konsisten berusaha untuk melemahkan kepercayaan masyarakat internasional dengan mengemukakan klaim-klaim palsu, khususnya terkait program nuklir damai Iran.

Dalam hal ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada akhir April 2018, pada konferensi pers mengulangi drama konyol yang sebelumnya dipamerkannya di sidang Majelis Umum PBB, mengaku akan membeberkan fakta baru dan pasti soal program senjata nuklir rahasia Iran, yang menurutnya disembunyikan Iran selama bertahun-tahun dari masyarakat internasional.

 

Netanyahu mengklaim bahwa Iran, setelah menandatangani kesepakatan nuklir pada tahun 2015, semakin meningkatkan upaya untuk menyembunyikan berkas-berkas nuklir rahasianya. Menurut Walid al-Amri, seorang pakar politik Arab, Netanyahu ingin mengatakan bahwa dia tahu segalanya tentang program nuklir Iran, dan apa yang dijelaskan Iran tentang program nuklirnya, atau oleh Barat, sepenuhnya tidak benar.

 

Tujuan Netanyahu adalah untuk meyakinkan negara-negara itu bahwa Iran memiliki program nuklir rahasia. Tidak ada yang menyambut klaim tersebut kecuali Amerika Serikat, bahkan Trump bersandar pada klaim tersebut ketika mengumumkan penarikan mundur Washington dari kesepakatan Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) pada 8 Mei 2018.

 

Lembaga yang paling berwenang mengawasi program nuklir negara-negara IAEA, juga tidak menggubris klaim Netanyahu apalagi Iran memenuhi seluruh komitmennya dalam JCPOA.

 

Sekarang, 19 mantan pejabat intelijen AS, memperingatkan penggunaan dokumen Israel tentang Iran, dan menilainya sebagai dokumen palsu. Ke-19 orang yang termasuk mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS, Badan Intelijen Pusat dan Badan Keamanan Nasional, menulis memo yang ditujukan kepada Donald Trump, dan menekankan bahwa Tel Aviv sedang mencoba mendorong Washington untuk berkonfrontasi dengan Iran menggunakan informasi palsu.

 

Para pakar Amerika tersebut menyinggung drama propaganda Netanyahu pada bulan April terkait program nuklir rahasia Iran, dan menegaskan bahwa Perdana Menteri Israel telah mengais kembali informasi dari dokumen yang sudah terbukti kebohongannya. Mengacu pada klaim dugaan George W. Bush tentang senjata pemusnah massal di Irak, mereka memperingatkan bahwa dugaan klaim Israel tentang program nuklir Iran mirip dengan dugaan tuduhan bush terhadap Irak.

 

Para penandatangan memo tersebut menyebutkan diri mereka "veteran intelijen" memperingatkan Trump bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang mempermainkan Trump soal Iran.

 

Kekhawatiran atas dampak dari tindakan pemerintah Trump semakin meningkatsaat ini menyusul pemberlakuan putaran pertama sanksi nuklir terhadap Iran pada 7 Agustus 2018. Atas alasan tersebut para veteran intelijen AS berusaha mencegah kesalahan strategi dan peritungan Trump dalam masalah Iran, untuk menghindari dampak yang sangat destruktif.




Users Comments

Videos

Qods News Agency


©2017 Kantor Berita Qods. All Rights Reserved