Terungkap: Kontrak Senjata Uni Emirat Arab dengan Israel

Mahdi Majid, seorang penulis dan jurnalis mengutip sumber yang berafiliasi dengan lembaga intelijen militer Israel menulis, "Uni Emirat Arab melalui perantara seorang pebisnis dalam negerinya, menandatangani kontrak senilai lebih dari 100 juta dolar dengan Israel Military Industries (IMI), untuk membeli peluru dengan kaliber 105 milimeter dan tank Merkava.
Disebutkan bahwa Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menjadi pionir dalam tahap baru normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan Israel. Abu Dhabi bahkan mendahului Riyadh dalam program normalisasi dengan Israel. Sekarang, hubungan dengan Israel telah melampaui batas normalisasi dan masuk pada tahap desensitisasi opini publik.
Uni Emirat Arab mengetaui kebencian opini publik dunia Islam khususnya di negara-negara Arab, terhadap rezim Zionis Israel. Meski meningkatkan hubungannya Tel Aviv, akan tetapi para pejabat UEA berusaha menghindari reaksi opini publik dengan trik menggunakan perantara seorang pebisnis di dalam negeri untuk menandatangani kesepakatan tersebut.
Pada bulan-bulan pertama agresi koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap Yaman, berbagai media melaporkan jet-jet tempur, senjata, roket dan perlengkapan militer Israel direlokasi ke pangkalan Khamis Mashit di Asir, guna mendukung serangan udara koalisi Arab Saudi ke Yaman.
Tank Merkava produksi Israel
Thierry Meyssan, seorang analis Perancis pada Oktober 2015 berbicara soal kerjasama Al Saud dan rezim Zionis di Yaman dan mengatakan, "Dua rezim yang tampaknya tidak memiliki hubungan diplomatik, akan tetapi Israel pada praktisnya adalah anggota Dewan Kerjasama Teluk Persia dan ikut hadir dalam pertemuan Dewan tersebut."
Dukungan Israel terhadap koalisi Arab Saudi dalam perang di Yaman, semakin meningkat khususnya ketika perang telah memasuki tahun keempat, mengingat Saudi dan kroninya terjebak di kubangan maut perang di Yaman. Untuk keluar dari krisis tersebut, koalisi Arab Saudi memerlukan bantuan Israel.
Pembeberan fakta baru oleh Mahdi Majid meski hanya soal kontrak pembelian senjata Israel oleh Uni Emirat Arab, akan tetap Tel Aviv pada praktisnya memberikan dukungan intelijen dan teknis kepada koalisi Saudi dalam perang di Yaman.
Poin yang perlu ditambahkan adalah bahwa kerjasama militer dan keamanan tersebut akan mengokohkan hubungan UEA dengan Israel. Koran Maariv terbitan Tel Aviv pada Februari 2018 menulis, "Di bawah kontrak senjata antara Tel Aviv dan Abu Dhabi, huungan kedua pihak akan lebih kokoh dan bahkan telah sampai ke pemerintah Mesir dan pasukan sekutu Khalifa Haftar di Libya."
Dengan kata lain, dengan membeli senjata dari Israel, Uni Emirat Arab selain akan menggunakan senjata tersebut dalam membantai warga Muslim Yaman, juga menyerahkannya kepada negara atau kelompok-kelompok Arab yang dekat dengan Abu Dhabi.