Prakarsa Abad dan Protes Palestina

Orang-orang Palestina berunjuk rasa di depan gedung konsuler AS di Ramallah untuk memprotes pemutusan bantuan Washington terhadap UNRWA.
Issam Bakr selaku anggota biro politik partai rakyat Palestina dalam unjuk rasa tersebut mengatakan, "Kami berdiri di hadapan konsuler AS di Ramallah, dan mengecam keputusan Washington terhadap UNRWA. Kami dengan segenap kekuatan akan terus melawan segala bentuk upaya untuk menjalankan plot kesepakatan abad,".Kementerian luar negeri AS beberapa waktu lalu menyatakan menghentikan seluruh bantuan untuk UNRWA.
Dalam kerangka skema kesepakatan abad, Presiden AS, pada 6 Desember 20017, Donald Trump secara resmi mengumumkan Baitul Maqdis sebagai ibu kota rezim Zionis Israel. Langkah tersebut dilanjutkan dengan pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis pada 14 Mei 2018.
Di bawah kepemimpinan Trump, AS melakukan apapun untuk mewujudkan tujuannya, termasuk melakukan kejahatan dan mengabaikan aturan internasional. Bahkan kini, AS memanfaatkan kondisi sulit yang dialami pengungsi Palestina dengan memutuskan bantuan untuk UNRWA. Tujuan utamanya tidak lain untuk menjalankan secara penuh plot kesepakatan abad.
Seiring berjalannya waktu, langkah AS tersebut semakin terlihat jelas, terutama dengan mengemukanya prakarsa Trump mengenai pembentukan konfederasi antara Yordania dan Palestina mengenai pengungsi Palestina. Dampak dijalankannya plot ini akan menghilangkan hak kembali bagi pengungsi Palestina ke tanah airnya.
Berdasarkan skenario ini, Yordania dan sebagian kecil dari tanah Palestina menjadi bagian dari wilayah orang-orang Palestina. Implementasi skenario ini yang dilakukan bersamaan dengan pemutusan bantuan UNRWA bertujuan untuk menghalangi pendirian negara merdeka Palestina.
Koran rezim Zionis, Haaretz dalam laporannya mengungkapkan bahwa prakarsa pendirian konfederasi Yordania dan Palestina sejak awal adalah usulan Israel. Sesuai prakarsa tersebut, Tepi Barat Sungai Jordan tanpa Baitul Maqdis berada dalam pengawasan Yordania. Sedangkan rezim Zionis Israel mengumumkan klaim atas kepemilikan Baitul Maqdis dan distrik Zionis. Adapun masalah nasib lembah Yordania masih belum jelas, apakah berada dalam penguasaan rezim Zionis ataukah konfederasi.
Rezim Zionis Israel dan AS menggulirkan skenario konfederasi Palestina dan Yordania, dan dimasukannya secara bertahap Tepi Barat dalam wilayah pendudukan tahun 1948, dan pengucilan jalur Gaza sebagai bagian dari upaya mewujudkan tujuan prakarsa abad. Dengan plot ini, seluruh wilayah Palestina, kecuali sebagian kecil di wilayah Gaza berada dalam cengkeraman Israel.
Publik dunia dewasa ini menyaksikan arogansi AS dan Israel, dan kejahatan yang tiada henti dilakukan rezim Zionis dengan dukungan penuh dari Gedung Putih terhadap Palestina. Dalam kondisi kritis demikian, negara-negara Arab yang seharusnya membantu bangsa Palestina menghadapi AS dan Israel justru menempatkan kedua pihak tersebut sebagai mitranya.
Aksi AS yang terus-menerus melayani kepentingan Israel, termasuk langkah terbarunya memutuskan seluruh bantuannya untuk UNRWA dilakukan demi menghilangkan hak bangsa Palestina. Menghadapi situasi seperti itu, aksi orang-orang Palestina melakukan unjuk rasa di depan konsuler AS di Ramallah sebagai bentuk protes mereka terhadap Washington, sekaligus penolakan terhadap prakarsa abad.