Sniper rezim Zionis Israel menembak kaki seorang remaja Palestina ketika ia mengikuti Pawai Akbar Hak untuk Pulang Palestina di timur perbatasan Jalur Gaza.
Remaja Palestina itu ditembak ketika dia tidak melakukan tindakan provokatif atau mengancam serdadu Israel. Dia hanya berdiri jauh dari pagar perbatasan dan tidak melakukan tindakan mencurigakan.
Unjuk rasa dan Pawai Akbar Hak untuk Pulang Palestina yang digelar di timur perbatasan Gaza dimulai sejak 30 Maret 2018 dan kini memasuki pekan ke30.
Para peserta pawai menuntut hak pulang para pengungsi Palestina ke tanah air mereka dan pencabutan blokade Gaza oleh rezim Zionis Israel yang berlangsung sejak akhir 2006.
Hingga kini lebih dari 200 peserta pawai gugur syahid di tangan pasukan rezim Zionis Israel dan lebih dari 19.000 lainnya terluka.
Ibu Shahid Razan al-Najar mengatakan: "Saya diundang untuk menghadiri tiga konferensi sebelum melakukan perjalanan ke Teheran, tetapi untuk melintas Iran, saya membatalkan perjalanan saya ke negara lain dan saya sangat senang berkeliling Iran."
Salah satu komandan Gerakan Perlawanan Islam Palesitna (Hamas) menekankan dilanjutkannya aksi demo Hak Kepulangan hingga teralisasinya seluruh cita-cita bangsa Palestna.
Juru bicara Hamas, Hazem Qasem pada laman Facebook pribadinya menulis: Hari ini rakyat Gaza dari berbagai lapisan masyarakat mengikuti aksi March of Returns dengan tekad lebih. Partisipasi mereka takkan mengendur hingga rentetan demonstrasi ini hingga seluruh tujuannya tercapai, terutama dicabutnya blokade Jalur Gaza secara menyeluruh.
Surat kabar Haaretz, dalam sebuah artikel yang mengacu pada pakta gencatan senjata antara rezim Zionis dan kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza, menerbitkan sebuah tulisan yang diamini sebagai teks lengkap dari isi perjanjian tersebut.
Menteri Pendidikan rezim Zionis Israel, Naftali Bennett mengatakan, Jalur Gaza hanya akan tenang dengan pembunuhan lebih besar dan kekerasan anti bangsa Palestina.
social pages
instagram telegram twiter RSS