Ancaman Resesi dan Depresi terhadap Pasar AS

Bersamaan dengan anjloknya indeks samah Wall Street, Menteri Keuangan Amerika Serikat, Steven Mnuchin meminta bantuan para direktur bank besar negara ini.
Menurut laporan Kantor Berita Qods (Qodsna) Mnuchin dalam kontak teleponnya dengan para presiden bank besar Amerika meminta mereka memulihkan kondisi stabil dan tenang ke atmosfer finansial dan ekonomi Amerika yang tengah bergejolak. Meski demikian indeks saham Wall Street setelah perilisan berita ini masih tetap anjlok. Data menunjukkan bahwa selama pekan lalu, pasar saham dan bursa Amerika mencicipi pekan terburuk sejak resesi besar tahun 1929 dan Desember ini merupakan bulan Desember terburuk sejak tahun 1931.
Para pakar pasar bursa dan investasi di Amerika menyebut faktor utama prospek resesi ekonomi di Amerika adalah prediksi penurunan laju ekonomi global, dampak perang dagang AS dengan sekutunya, kembalinya era pemangkasan bujet triliuan dolar dan kekacauan di pemerintahan Amerika.
Prediksi yang ada menunjukkan bahwa sikap keras kepala Presiden AS Donald Trump melanjutkan perang dagang dengan mitra utama Washington termasuk Cina, menimbulkan dampak negatif bagi laju ekonomi negara ini dan perdagangan global. Dampak dari kondisi ini adalah turunnya laju ekonomi Amerika selama tahun 2019 dan 2020.
Lisa Ann Sanders, pengamat investasi mengatakan, "Ada potensi besar ekonomi Amerika akan mengalami resesi dan terjadi gangguan di perusahaan ekonomi. Namun demikian hal ini sangat bergantung pada banyak hal dan mungkin akan muncul di tahun 2019."
Sementara itu, serangan verbal Trump kepada Federal Reserve sebagai lembaga utama pengendali pasar finansial kian menambah kekacauan dan kebingungan pasar.
Trump di akun twitternya menyebut Federal Reserve sebagai satu-satunya kendala ekonomi karena menaikkan suku bunga bank. Bersamaan dengan tudingan ini, mulai santer desas desus bahwa Trump akan mencopot Jerome Powell, Ketua Federal Reserve saat ini.
Serangan verbal Trump yang bersamaan dengan desas desus pencopotan ketua Federal Reserve serta peliburan kembali aktivitas pemerintah Federal, kian memperburuk kondisi pasar finansial dan bursa Amerika serta meningkatkan ketidakpercayaan para investor besar.
Oleh karena itu, hari Senin (24/12) dua indeks penting Wall Street menorehkan malam christmas terburuk sepanjang sejarah. Dow Jones anjlok 500 poin dan mencapai di bawah 22 ribu poin dan S&P 500 juga dilaporkan turun 20 persen bila dibanding dengan resesi terbaru serta diambang toleransi teknis.
Berlanjutnya kondisi ini akan menimbulkan dampak parah bagi ekonomi Amerika. Oleh karena itu, dibentuk tim khusus kepresidenan AS dengan dipimpin oleh menteri keuangan untuk mencegah terulangnya krisis finansial tahun 2007-2008 dengan menggandeng bank-bank besar Amerika.
Meski demikian, mengingat berlanjutnya shutdown pemerintah Federal, konflik Trump dengan Federal Reserve, sikap keras kepala presiden AS melanjutkan perang dagang dengan Cina serta defisit bujet pemerintah federal di luar kontrol, akan sangat sulit untuk mencapai tujuan ini. Apalagi di kondisi ketika persaingan pemilu presiden tahun 2020 telah dimulai dan kegagalan Trump mengendalikan krisis finansial yang diprediksikan bakal terjadi telah membahayakan peluang dirinya untuk kembali memimpin Amerika.
social pages
instagram telegram twiter RSS