Dialog Astana; Solusi Tunggal Krisis Idlib di Suriah

Transformasi terbaru Idlib di barat laut Suriah kembali menarik perhatian ke arah kawasan strategis ini.
Laju dan keberhasilan militer Suriah selama beberapa hari terakhir di berbagai wiilayah sekitar Idlib adalah legal dan dalam koridor membela integritas wilayah negara ini, namun pergerakan militer Turki di wilayah dapat diartikan Ankara mulai menjauh dari kesepakatan yang diraih di Dialog Astana dan Sochi.
Dialog Astana dimulai sejak Januari 2017 atas prakarsa Republik Islam Iran dan melalui kerja sama dengan Rusia dan Turki dengan tujuan menerapkan perdamaian di Suriah serta sampai saat ini telah digelar berbagai perundingan di berbagai level, mulai dari tingkat deputi menlu, menlu serta pemimpin ketiga negara.
Dialog Astana berhasil membentuk sebuah konsensus di antara ketiga negara, Iran, Rusia dan Turki meski ada sejumlah perbedaan pandangan tekait Idlib. Konsensus ini mencakup perang kontra terorisme, penerapan kembali stabilitas dan keamanan di Suriah, penysuunan konsitusi baru serta menjaga integritas wilayah negara ini.
Konsensus yang diraih di Dialog Astana antara Iran, Rusia dan Turki mengindikasikan urgensitas dan efektivitas perundingan ini di mana jika terjadi masalah di konsensus ini, krisis Idlib di Suriah akan semakin parah.
Sejumlah perilaku terbaru Turki termasuk upaya untuk mengubah susunan demografi kawasan ini dan aneksasi Idlib ke wilayahnya telah memaksa Iran serta Rusia menekankan poin ini bahwa menghormati kesepakatan Astana dan Sochi sebagai solusi tunggal untuk keluar dari krisis politik Idlib dan langkah sepihak serta pelanggaran janji Ankara tidak menguntungkan perdamaian serta keamanan regional.
Sekaitan dengan ini Menlu Iran Mohammad Javad Zarif hari Rabu mengatakan, mekanisme tunggal yang mampu mereduksi eskalasi tensi di Suriah dan membawa stabilitas bagi negara ini serta memajukan perang kontra terorisme adalah Dialog Astana.
Mengingat transformasi terbaru Idlib, telah disusun babak baru Dialog Astana di tingkat tertinggi yakni di tingkat presiden Iran, Rusia dan Turki di Tehran. Sekaitan dengan Dialog Astana, Presiden Iran Hassan Rouhani baru-baru ini di kontak telepon dengan sejawatnya dari Turki Recep Tayyip Erdogan mengusulkan digelar pertemuan troika antara pemimpin Iran, Rusia dan Turki. Menurut Rouhani pertemuan segitiga ini akan membantu menyelesaikan isu Idlib dan menghapus sejumlah friksi di kasus ini.
Iran meyakini bahwa dialog solusi terbaik untuk menyelesaikan friksi di kasus Idlib di Suriah dan sikap Turki yang bersikeras memanfaatkan militerasi serta mengabaikan kedaulatan Suriah terhadap seluruh wilayahnya hanya memperluas instabilitas di kawasan.
Statemen Presiden Suriah, Bashar al-Assad bahwa negaranya tidak melakukan aksi permusuhan apapun terhadap Turki dan friksi antara kedua negara irasional, merupakan pesan penting bagi Ankara sehingga melalui dialog dapat menunjukkan kejujurannya dan dengan menghormati kedaulatan serta integritas nasional Suriah, friksi dengan Damaskus dapat diselesaikan.