Kuba: AS Pelanggar Hak Asasi Manusia Terbesar di Dunia

Menteri luar negeri Kuba menolak tuduhan terbaru menteri luar negeri AS seraya menyebut negara ini sebagai pelaku pelanggaran hak asasi manusia terbesar di dunia.
Menurut laporan Prensa Latina, Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez hari Rabu, 11 Maret, mentwitt di laman pribadinya dan menyebut laporan tahunan Kementerian Luar Negeri AS yang menuduh Iran, Cina, Venezuela, Nikaragua dan Kuba melakukan pelanggaran hak asasi manusia sebagai tidak berdasar.
Bruno Rodriguez menekankan, laporan-laporan ini hanya untuk tujuan politik melawan pemerintah yang tidak tunduk pada tuntutan Amerika dan membela rakyat mereka.
Twitt Rodriguez menyebutkan bahwa Amerika Serikat tidak tertarik pada hak asasi manusia di Kuba tetapi dalam kebijakannya menghancurkan kehidupan 11 juta orang Kuba dalam mengejar pemerintahan yang sesuai dengan kepentingan terbaik mereka.
Menlu Kuba juga mencatat bahwa meskipun ada sanksi AS, Kuba akan berkomitmen untuk mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia untuk semua.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada hari Rabu pada kesempatan presentasi Laporan Tahunan Hak Asasi Manusia Amerika Serikat mengklaim pelanggaran hak asasi manusia terjadi di Cina, Venezuela dan Kuba, dan kami menyaksikan pelanggaran hak asasi manusia yang berbahaya di Iran.
Perlu dicatat bahwa dukungan AS untuk terorisme, campur tangan dalam urusan dalam negeri negara lain, sanksi terhadap mereka, tekanan terhadap negara-negara merdeka, ketidakpedulian Amerika terhadap meluasnya pelanggaran HAM oleh sekutu mereka, khususnya rezim Saudi dan Zionis, dan dukungan AS terhadap berbagai kejahatan rezim Zionis terhadap Palestina adalah pelanggaran HAM AS di tingkat internasional.